tipe – tipe diskontinuiti yang dapat dievaluasi dengan metoda
ultrasonic
Diskontinuiti
dapat dibagi kedalam tiga kategori umum sebagai berikut umum sebagai berikut:
1. Inherent
discontinuities biasanya terjadi waktu logam mencair
Inherent
wrought discontinuities berhubungan dengan pencairan dan pembekuan ingot
(balok tuangan) sebelum dibentuk menjadi slab, bloom dan billet.
Inherent
cast discontinuities berhubungan dengan pencairan, tuangan, pembekuan benda
tuangan. Biasanya disebabkan oleh variable inherent (bawaan) seperti: inadequate
feeding (pengisian tidak sempurna), Gating, Excessive pouring
temperature(temperature penuangan yang berlebihan, Entraped gas (gas yang
terperangkap)
2. Processing
discontinuities biasanya berhubungan dengan proses pengerjaan di pabrik
seperti: machining, forming, extruding, rolling, welding, heat treating
3. Service
discontinuities – dihubungkan dengan berbagai kondisi operasi seperti karatan,
kelelahan, dan erosi.
Bagaimanapun, selama proses pabrikasi, banyak cacat sub permukaan
dapat dibuat terbuka ke permukaan oleh pengerjaan dengan mesin, penggerindaan,
dan semacamnya.
Ingat bahwa
cacat tidak selalu defect, setiap
cacat yang ditemukan oleh inspektur disebut cacat sampai dapat diidentifikasi
dan dievaluasi efeknya yang akan mempengaruhi bagian/alat pada saat dipakai atau
permintaan yang spesifik.
Diskontinuiti inherent berhubungan dengan peleburan dan pembekuan
metal dalam ingot atau tuangan.
Jenis
cacat yang ditemukan dalam ingot adalah iinklusi, blowholes, pipa, dan
segregation
|
|
|
|
1.
Inklusi
nonmetallic
seperti slag, oksida, dan sulfid hadir ada di dalam ingot
2.
Blowholes
(porositas)
dibentuk oleh gas yang tidak dapat larut cairan metal dan terperangkap ketika
metal mengeras.
3.
Pipa adalah cacat di tengah
ingot disebabkan oleh penyusutan internal selama pengerasan
4.
Segregasi
terjadi
ketika distribusi berbagai elemen tidak seragam pada ingot. Kondisi ini
disebut "banding" dan umumnya tidaklah sifnificant.
Bilamana
ingot diproses lebih lanjut menjadi slab, bloom dan billet dan berkemungkinan
diskontinuiti tersebut diatas berubah ukuran dan bentuk.
Diskontinuiti
yang terjadi setelah proses rolling dan forming disebut laminasi, stringers
atau seams tergantung pada tipe proses dan asal diskontinuiti.
Hot top
(bagian atas) ingot biasanya cropped off (dibuang) untuk menghilangkan
diskontinuiti sebelum ingot diproses lebih lanjut.
Tipe
inherent discontinuities yang ditemukan pada casting adalah cold shuts, hot
tears, shrinkage cavities, microshrinkage, blowholes dan porosity.
Cold shut
disebabkan sewaktu logam cair dituang pada logam yang sudah membeku.
|
|
|
|
Hot tears
(shrinkage cracks) terjadi sewaktu penyusutan yang tidak seragam diantara
bagian tipis dan yang tebal
|
|
|
|
Shrinkage
cavities biasanya disebabkan oleh tidak cukup logam cair untuk mengisi
ruangan yang diakibatkan oleh shrinkage, sama seperti pipe pada ingot.
|
|
|
|
Microshrinkage
biasanya terdiri dari lubang – lubang halus yang banyak pada sub permukaan
yang muncul pada gate (pintu masuk) tuangan.
Microshrinkage
juga dapat terjadi sewaktu logam cair harus mengalir dari bagian yang tipis
ke bagian yang lebih tebal pada tuangan.
Blowholes
adalah lubang – lubang kecil pada permukaan casting disebabkan oleh gas yang
datang dari mold (matras) itu sendiri, kebanyakan mold terbuat dari pasir.
Bilamana logam cair berhubungan dengan mold, air pada pasir keluar sebagai
steam (uap).
Porosity
disebabkan oleh gas yang terperangkap. Porosity biasanya sub permukaan tetapi
dapat terjadi pada permukaan tergantung kepada desain mold.
Processing
discontinuities ditemukan atau dihasilkan oleh forming atau oleh operasifabrikasi
termasuk rolling, forging, welding, machining, gerinda dan heat treating.
Bilamana
billet diratakan dan penyebaran nonmetalik inclusion dapat menyebabkan
laminasi.
Pipe
porosity juga dapat menyebabkan laminasi seperti terlihat pada gambar dibawah
ini.
|
|
|
|
Bilamana
billet dirol menjadi bar stok, nonmetalik inclusion dimampatkan menjadi
diskontinuiti yang lebih panjang dan lebih tipis yang disebut stringers.
|
|
|
|
Cacat
pengelasan berikut adalah termasuk tipe diskontinuiti selama proses.
|
|
|
|
Grinding
crack adalah tipe discontinuity yang diakibatkan oleh sebab stress yang
terjadi karena perlakuan panas yang berlebihan diantara batu gerinda dan
logam.
Grinding
crack biasanya terjadi pada sudut 900 terhadap putaran batu
gerinda.
|
|
|
|
Heat
treating crack sering terjadi karena stress yang terjadi sewaktu pemanasan
dan pendinginan. Pendinginan yang tidak seragam diantara bagian yang tipis
dan bagian yang tebal dapat menyebabkan heat treat crack.
Heat treat
crack tidak mempunyai arah yang specific dan biasanya mulai pada bagian sudut
yang tajam yang bertindak sebagai titik konsentrasi tegangan (stress
concentration point).
Forging
diskontinuiti terjadi sewaktu logam dipukul atau ditekan menjadi bentuk yang
biasanya dilakukan sewaktu logam tersebut masih sangat panas.
Bagian yang
ditempa mendapatkan kekuatan karena butiran mengalir membentuk die (matras).
Prosesnya seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Forging lap
disebabkan oleh terlipatnya logam pada permukaan forging, biasanya sewaktu
logam tempa dimampatkan diantara dua die (matras).
|
|
|
|
Forging
burst adalah patahan yang disebabkan oleh forging pada temperature yang tidak
tepat. Burst dapat berupa internal atau terbuka di permukaan.
|
|
|
|
Service
discontinuities juga termasuk tipe yang penting untuk dipertimbangkan.
Benda yang
dapat memunculkan defect karena kelelahan logam dianggap sangat kritis dan
perlu perhatian dengan seksama.
Fatique
crack adalah tipe diskontinuiti karena penggunaan yang biasanya membuka ke
permukaan. Biasanya mulai dari titik konsentrasi tegangan.
Fatique
crack terjadi setelah bagian tersebut digunakan, tetapi dapat juga sebagai
hasil porosity, inclusion atau diskontinuiti lainnya pada bagian logam yang
mengalami stress sangat tinggi.
|
Rabu, 12 April 2017
tipe – tipe diskontinuiti yang dapat dievaluasi dengan metoda ultrasonic
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
contoh prosedur asme ultrasonic testing
Daftar Isi / Table of Content Par. Uraian Par. Description Page ...
-
KALIBRASI PROBE SUDUT Ada 3 jenis probe sudut, yaitu 45-60-70 derajat. Contoh kalibrasi probe 60 derajat. 1. MENETAPKA...
-
Non Relevant Ultrasonic Indication Non relevant indication biasa dapat didentifikasikan sebagai salah satu berikut in...
-
Daftar ISI / TABLE OF CONTENT Page no . 1 Tujuan 1 Purpose 4...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar