Rabu, 12 April 2017

Cara kerja Peralatan Ultrasonic testing


Cara kerja Peralatan Ultrasonic testing




Instrument pulsa gema elektronik membangkitkan pulsa listrik voltase tinggi dari durasi yang pendek. Pulsa ini diaplikasikan terhadap transducer yang mengkonversikan menjadi vibrasi mekanis yang diaplikasikan terhadap material yang sedang diperiksa.
Presentasi suara yang cukup besar dipantulkan dari permukaan benda uji ke tranduser. Sisanya dipantulkan oleh permukaan bagian belakang benda uji atau diskontinuiti.
Suara yang dipantulkan ke tranduser dikonversikan kembali menjadi pulsa listrik yang dikuatkan dan ditampilkan pada CRT (Cathode Ray Tube) sebagai pulsa vertical.
Tampilan A-scan menunjukkan kedalaman dan amplitude pantulan suara dari diskontinuiti.

Amplitudo adalah suatu ukuran relative dari sejumlah energi yang dipantulkan.
Terdapat dua sistem ultrasonic test, yaitu:
Pulse echo paling banyak dipakai dalam ultrasonic testing.
Pulsa yang waktunya sama dan pendek (short evenly timed pulse) dari gelombang ultrasonic diteruskan kedalam material yang sedang diperiksa).
Pulsa ini dipantulkan oleh discontinuity selama dalam lintasannya atau dari setiap bidang yang ditabrak.
Pantulan yang diterima kemudian ditampilkan pada CRT.
Transduser yang sama dipergunakan sebagai penerus  dan penerima gelombang ultrasonic.
Through transmission memerlukan dua tranduser, satu untuk mengirim dan satu lagi untuk menerima.
Baik short pulse ataupun continuous wave diteruskan kedalam material.
Kwalitas dari material yang sedang diperiksa diukur dalam terminology kehilangan energi oleh pancaran suara (sound beam), sewaktu melintasi material.
Terdapat dua metode pengujian yang umumnya digunakan dalam ultrasonic testing.
“Contact Testing” (kontak langsung) transduser dirangkai dengan benda uji melalui suatu lapisan couplant yang tipis.
“Immersion Testing” (rendam) baik material maupun transduser direndam dalam tangki couplant (biasanya terdiri dari air)
Untuk menentukan lokasi diskontinuiti dalam benda uji, tampilan horizontal CRT dibagi kedalam satuan centimeters, inches
Pada sensitifiti tertentu (gain), amplitude dari pip ditentukan oleh kekuatan sinyal yang dibangkitkan oleh gelombang suara yang dipantulkan.
Jadi, CRT menampilkan dua tipe informasi:
  1. jarak (waktu) diskontinuiti dari transduser.

  1. besaran energi yang dipantulkan relative

Kontrol “Focus dan Astigmatism” mengatur ketajaman sinyal yang ditampilkan.
Control “sensitivity dan Gain” menentukan jumlah amplifikasi sinyal dari diskontinuiti yang diterima.

Menaikkan sensitifiti (gain), berarti menaikkan amplitude dari pipe pada layer CRT.

Terdapat dua control “Sweep Length” dan “Sweep Delay”, mengatur berapa banyak benda uji ditampilkan pada waktu yang bersamaan pada CRT, dan berapa bagian dari benda uji yang ditampilkan.
Sweep length (control material) memperlebar atau mempersempit tampilan pada CRT seperti pada gambar di bawah ini:
Control sweep delay mengizinkan sesuatu bergerak pada layer sepanjang kedalaman benda uji.
Pada immersion testing, sweep delay dapat dipergunakan untuk menghasilkan initial pulse (pulsa awal) dari CRT.
Control “Pulse repetition rate” mengatur berapa sering pulsa diaplikasikan. Rata – rata pulsa bervariasi dari 50 sampai dengan 1200 pulsa setiap detik atau lebih.
Bilamana “Sweep” cukup panjang, rata – rata pulsa harus lebih rendah untuk mengizinkan waktu yang cukup untuk sweep ditampilkan sebelum pulsa lainnya diteruskan.
Pada beberapa instrument, rata – rata pulsa diatur secara otomatis.
Menaikkan panjang pulsa, menaikkan jumlah energi suara yang diaplikasikan terhadap benda uji. Akan tetapi menurunkan daya pemisah peralatan.
Energi pulsa harus ditingkatkan untuk mendapatkan penetrasi yang dalam atau penetrasi material yang mempunyai butiran kasar.
Control “reject” atau ‘suppression” digunakan untuk menghilangkan atau menurunkan “grass” atau pip amplitude yang sangat rendah sepanjang sweep line, control ini akan mempengaruhi tampilan “vertical linearity”.
“Flaw Alarm” atau “gating circuit” digunakan untuk membentuk zona sepanjang sweep line dimana pip yang amplitudonya telah ditentukan akan mengaktifkan baik alarm maupun system pencatatan.
“Control jarak / amplitude” dalam ultrasonic testing amplitude pip dari suatu diskontinuiti dengan ukuran tertentu turun bilamana kedalamannya bertambah (lebih dalam). Untuk mengkompensasi atenuasi ini, control elektronik telah dilengkapi pada kebanyakan peralatan ultrasonic.
Beberapa nama – nama yang umum untuk control ini adalah:
DAC: distance amplitude correction
TCG: time corrected gain
STC: sensitivity time control
Control ini sangat berguna bilamana digunakan berhubungan dengan flaw alarm dan system pelaporan.


Contoh alat alat ultrasonic testing 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

contoh prosedur asme ultrasonic testing

Daftar Isi   /   Table of Content Par. Uraian Par. Description Page ...